Budak Masa Lalu

Jika sekarang bukan lagi waktunya, kenapa dahulu pergi tergesa-gesa? kenapa hanya ego yang terdepan? kenapa hanya ada kata sesal? kenapa?

Pada berjalannya waktu, ia telah memberikan waktu untuk selalu merenungi apa yang telah terjadi. Waktu juga mengajarkan untuk selalu menjadi teman terbaik dalam menegur kesalahan, waktu jugalah yang menjadi farmasi mental pada kedewasaan. Anak kecil yang lugu dan polos, lambat waktu akan sedikit demi sedikit mengerti apa itu langit, apa itu pohon dan apa itu laut. Begitu pula KAMI. Kami akan mengerti apa itu kesalahan dan kebenaran. Dua tahun, tiga tahun, empat tahun, mereka adalah waktu. Waktu itu jugalah yang menyadarkan Kami atas kesalahan di masa lalu.

Dahulu Kami mempunyai ego, ego yang tinggi, sangat tinggi, sampai akhirnya ego itu pun hilang, seiring hilangnya Kami. Tidak ada ego. Tenang. Damai. Dan sampailah pada waktu, waktu dimana Kami ingin sekali mengembalikan ego Kami. Ego! Kembalilah pada Kami!  
Namun, ego yang dulu sudah belajar dan menyadari bahwa ego hanya akan memisahkan Kami. Karena dengan waktu, ego sudah belajar dan mengetahui dimana ego dapat digunakan pada saat-saat tertentu dan mengetahui kebenaran atas kesalahan yang ego pernah perbuat kepada Kami. Ego ingin kembali untuk mempersatukan Kami. Ketika ego perlahan mulai mengetuk Kami, dilihatkan bahwa waktu tidak hanya merubah ego, namun juga tempat dan rasa yang mulai berubah. Tidak lagi ego bisa kembali pada Kami, karena Kami yang sekarang bukanlah Kami dengan ego yang dahulu. Persaingan ego dan waktu, ketika ego telah benar-benar ingin menebus kesalahan kepada Kami, waktu dan tempat tidak mengizinkannya. Karena ego sudah terlambat. 

Apakah ego dapat menebus kesalahannya pada waktu? jawabannya hanya dapat ditentukan oleh Kami. Apakah Kami akan merelakan segala waktu dan usahanya selama ini untuk mengizinkan ego kembali? jawabannya kembali pada ego Kami yang sekarang. Apakah ego sekarang dapat berteman dengan ego yang dulu? jawabannya bisa jika waktu terus memberi kesempatan kepada mereka untuk melebur menjadi ego yang mau belajar dari kesalahan.   


APAKAH EGO HANYA INGIN MENEBUS KESALAHAN?

Komentar